PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM DIABETES MELLITUS
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES
MELLITUS
1.
Definisi
Diabetes melitus (DM) merupakan
gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia (kenaikan kadar glukosa
serum) akibat kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau keduanya (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2011). Diabetes
mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan
tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, mengarah ke
hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi). Diabetes mellitus (DM) terkadaang
dirujuk sebagai “gula tinggi”, oleh klien maupun penyedia layanan kesehatan.
Pemikiran dari hubungan ula darah DM adalah sesuai karena lolosnya sejumlah
besar urine yang mengandung gula ciri dari DM yang tidak terkontrol. Walaupun
hiperglikemia memainkan sebuah peran penting dalam perkembangan komplikasi terkait DM, kadar yang
tinggi dari glukosa dari darah hanya satu komponen dari proses patologis dan
manifestasi terkait DM. proses patologis dan faktor risiko lain adalah penting,
dan terkadang merupakan faktor-faktor independen. Diabetes mellitus dapat
berhubungan dengan komplikasi serius, namun orang dengan DM dapat
mengambil cara-cara pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut (Black & Hawks, 2014).
2.
Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes mellitus diklasifikasikan
sebagai salah satu dari keempat status klinis
berbeda meliputi Tipe 1, Tipe 2, gestasional, atau tipe DM spesifik lainnya.
Diabetes mellitus tipe
1 merupakan hasil destruksi autoimun sel beta, mengarah pada defisiensi insulin
absolut. DM tipe 2 adalah akibat dari defek sekresi insulin progesif diikuti
dengan resistensi insulin, umumnya berhubungan dengan obesitas. DM gestasional
adalah DM yang didiagnosis selama hamil. DM tipe lain mungkin sebagai akibat
dari defek genetic fungsi sel beta, penyakit pancreas (misal kisti fibrosis),
atau penyakit yang diinduksi oleh obat-obatan.
Gejala-gejala diabetes yang umum
terjadi umunya merasa sangat haus, frekuensi buang air kecil meningkat, pandangan
kabur tiba-tiba, nafsu makan meningkat dan sering lapar, kehilangan berat badan
secara mendadak
Klien yang tidak memilki DM tipe 1
atau tipe 2 mungkin diklasifikasikan
sebagai Glukosa Puasa Terganggu (GPT) atau Toleransi Glukosa Terganggu (TGT).
GPT adalah konsentrasi glukosa di anatar 100-125 mg/dl sedangkan TGT
didefinisikan sebagai tes toleransi glukosa oral jam (75 gram pembebanan glukosa)
dengan konsentrasi glukosa
di antara 140-199 mg/dl. GPT dan TGT merujuk ke status metabolism antara normal
dan DM, tersebut sebagai pradiabetes.
Defek genetic pada sel beta dapat
mengarah perkembangan DM. Beberapa hormon seperti hormone pertumbuhan,
kortisol, glucagon, dan epinefrin merupakan antagonis atau menghambat insulin.
Jumlah berlebihan dari hormon-hormon ini (seperti pada akromegali, sindrom,
sindrom Cushing, glukagonoma, dan feokromositoma) menyebabkan DM. Selain itu
obat- obat tertetu (glukokortikoid dan tiazid) mungkin menyebabkan DM. Tipe DM
sekunder tersebut terhiung 1-2% dari semua kasus DM terdiagnosis.
1. Diabetes Melitus Tipe 1
DM Tipe 1, sebelumnya disebut IDDM, atau
diabetes mellitus onset-anak-anak,
ditandai dengan destruksi sel beta pancreas, mengakibatkan defisiensi insulin
absolut. DM tipa 1 mngenai 10% orang Amerika Serikat mengalami DM dan biasanya
didiagnosis sebelum usia 30 tahun. Insiden DM tipe 1 adalah 12-14 kasus/100.000
orng lebih muda dari 20 tahun, dengn insiden 1 kasus/500 orang lebih muda dari 16
tahun. DM tipe 1 adalah salah satu dari penyakit yang paling umum pada
anak-anak, 3-4 lebih sering disbanding penyakit kronis pada anak-anak seperti
kistik fibrosis, artritis rheumatoid juventil, dan leukemia. Insiden DM tipe 1 pada laki-laki sama dengan pada
perempuan dngan kondisi lebih umum terlihat pada Amerika Asia, dan penduduk
pribumi dari pada kulit putih.
DM tipe 1 diturunkan sebagai heterogen,
sifat multigenik, kembar identic memiliki risiko 25-50% mewarisi penyakit,
sementara saudara kandung memiliki 6% risiko dan anak cuu memiloki 5% risiko.
Meskipun pengaruh keturunan kuat, 90% orang dengan DM tipe 1 idak memiliki
relative tingkat pertama dengan DM. Terdapat sebuah hubungan antara dm tipe 1
dan human leukocyte antigen (hlaS).
Hiperglikemia puasa (peningkatan kadar glukosa darah) terjadi ketika 80-90%
massa sel beta telah rusak.
Kegiatan untuk memelihara kesehatan
diantaranya menjaga glukosa darah pada kadar senormal mugkin, mencegah hipoglikemia
dan hiperglikemia yang menyertai stress, penyakit, dan aktivitas fisik melalui
monitor ketat kadar glukosa darah, mengambil tindakan dini, melakukan perawatan kaki
harian, mencegah komplikasi DM
dengan menghilangkan
atau mengobati faktor risiko yang ada bersamaan seperti merokok, hipertensi, dan hyperlipidemia
2. Diabetes Melitus Tipe 2
DM Tipe 2, sebelumnya disebut NIDDM atau
diabetes mellitus onset-dewasa, adalah gangguan yang melibatkan, baik genetic
dan faktor lingkungan. DM tipe 2 adalah DM paling umum, mengenai 90% orang yang
memiliki penyakit. DM tipe 2, baisanya terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan
lebih umum di antara dewasa tua, dewasa obesitas, dan tnik serta populasi ras
tertentu.
Prevalensi DM tipe 2 secara mencolok
lebih tinggi pada Amerika pribumi, Amerika-Afrika an Amerika Hispanik dan juga
pada orang yang lebih tua dan pada oaring dewasa usia 20-74 tahun dan penyebab
utama gagal ginjal kronis, terhiung kira-kiran 40% kasus baru. Demikaian juga,
DM bertanggung jawab untuk lebih dari separuh amputasi nontraumatik di AS.
DM Tipe 2 tidak berhubungan denagan tipe
jaringan HLA, dan sirkulasi ICAs jarang ada. Keturunan memainkan peran utama di
dalam ekspresi dari DM tpe 2. Obesitas adalah faktor risiko mayor, dengan 85%
dari seluruh orang dengan jaringan (otot dab hati) terhadap insulin atau
kegagalan sekresi insulin merupakan defek primer DM tupe 2. Selain itu,
prevalensi penakit pembuluh coroner pada orang DM tipe 2 adalah 2 kali
dibandingkan populasi nondiabtes, dan kardiovaskuler dan angka kematian total
adalah 2-3 Kali lebih tinggi dibanding populasi nondiabetes.
Tindakan promosi kesahatan bagi DM tipe
2 diantaranya yaitu mengatur pola makan,
hindari makanan olahan tinggi gula dan lemak jenuh, jaga berat badan ideal,
dimulai pada anak-anak, olahraga
teratur, kembali ke berat badan
sebelum hamil atau berat badan ideal setelah melahirkan (Black & Hawks, 2014).
3.
Perbedaan Diabetes
Mellitus Tipe 1 dan Tipe 2
Diabetes tipe 1
|
Diabetes tipe 2
|
1.
Kerusakan
pada sel pembuat insulin
2.
Dalam sel β
pankreas dapat rusak sehingga kadar insulin rendah.
3.
Sering atau
mudah mengalami ketosis (koma)
4.
Kebutuhan
insulin dalam mengendalikan kadar glukosa harian.
5.
Umumnya
penderita diabetes mellitus memiliki berat badan kurus.
6.
Biasanya
berusia muda
|
1.
Bersifat
familial atau penyakit keturunan
2.
Jarang
terdapat ketosis (koma)
3.
Dalam
insulin yang beredar dalam jumlah yang cukup maka jaringan tubuh kurang
bereaksi baik
4.
Umumnya
penderita gemuk
5.
Biasanya
berusia lebih dari 40 tahun
|
DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Buku Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.
Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku
Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Komentar
Posting Komentar